Dari sisi konten kreator, agar video mereka bisa diketemukan oleh pencari informasi, mereka harus mengolah meta data video agar algoritma YouTube bisa membaca dan kemudian menampilkan video yang diupload ke dalam pencarian sehingga bisa mendapatkan views.
Proses optimalisasi meta data ini yang disebut dengan SEO, dimana SEO adalah kependekan dari “Search Engine Optimization” atau pengoptimalan konten untuk mesin pencari agar bisa mendapatkan audiens. Sebagai praktisi SEO website, atau SEO Google, saya sudah memiliki dasar SEO yang kokoh, dan kemudian saya praktekkan di YouTube.
Ada perbedaaan antara SEO Google dan SEO YouTube, keduanya memiliki algoritma yang berbeda. Namun pendekatannya sama.
Sama halnya dengan algoritma mesin pencari Google, dimana sistem mereka bekerja pada relevansi dalam menampilkan hasil pencarian. Relevansi pada kata kunci atau keyword yang digunakan oleh orang untuk mencari, kemudian sistem algoritma mencari konten yang memiliki relevansi dengan kata kunci yang digunakan untuk mencari dan kemudian menampilkan hasilnya.
Karena saya berlatar belakang dari praktisi SEO Google, saya tidak terlalu sulit membaca algoritma pencarian YouTube ini. Namun kita tidak bisa mengetahui rahasia dibalik algoritma terkait relevansi yang digunakan untuk menyeleksi konten. Itu merupakan rahasia dari Google dan YouTube.
Yang bisa kita lakukan adalah menyuguhkan konten yang dioptimalkan sedemikian rupa, agar konten tersebut bisa ramah terhadap algoritma pencarian. Agar algoritma pencarian bisa memahami isi dari konten dan kemudian menampilkan konten ke dalam hasil pencarian.
Beli Buku!